Selasa, 21 Mei 2013


PROTA,PROMES, ASESMEN KINERJA dan ASESMEN PORTOPOLIO

A. PROTA (PROGRAM TAHUNAN)
Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang dikembangkan oleh guru (Mulyasa, 2003:183). Dipertegas Muslich (2007:44) program tahunan adalah rencana umum pembelajaran mata pelajaran setelah diketahui kepastian jumlah jam pelajara efektif dalam satu tahun.
Program tahunan perlu dipersiapkan dan dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran, karena merupakan pedoman bagi pengembangan program-program berikutnya, yakni program semester, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Sumber-sumber yang dapat dijadikan bahan pengembangan program tahunan antara lain:
1. Daftar standar kompetensi sebagai konsensus nasional
2. Skope dan sekuensi setiap kompetensi. Untuk mencapai tujuan pembelajaran diperlukan materi pembelajaran. Materi pembelajaran tersebut disusun dalam pokok-pokok bahasan dan sub pokok bahasan, yang mengandung ide-ide pokok sesuai dengan kompetensi dan tujuan pembelajaran. Pokok-pokok bahasan dan sub-sub pokok bahasan tersebut harus jelas skope dan sekeuensinya. Skope adalah ruang lingkup dan batasan-batasan keluasan setiap pokok dan sub pokok bahasan, sedangkan sekuensi adalah urutan logis dari setiap pokok dan sub pokok bahasan. Pengembangan skope dan sekuensi ini bisa dilakukan oleh guru, dan bisa dikembangkan dalam kelompok kerja guru (KKG). Sebagai pedoman berikut dikemukakan pendapat Sukmadinata (1988) tentang cara menyusun sekuensi bahan ajar:
1) Sekuens kronologisUntuk menyususn bahan ajar yang mengandung urutan waktu, dapat digunnakan kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah, perkembangan historis suatu instusi, penemuan-penemuan ilmiah dan sebagainya dapat disusun berdasarkan sekuens kronologis.
2) Sekuens kausal. Sekuens kausal berhubungan dengan kronologis. Peserta didik dihadapkan pada peristiwa-peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau pendahulu daripada sesuatu peristiwa atau situasi yang menjadi sebab atau pendahulu para peserta didik akan menemukan akibatnya Menurut Rowntree (dalam Mulyasa, 2003: 96) sekuens kausal cocok untuk menyusun bahan ajar ddalam bidang meteorologi dan geomorfologi.
3) Sekuens strukturalBagian-bagian bahan ajar sesuatu bidang studi telah mempunyai strukturnya. Dalam fisika tidak mungkin mengajarkan alat-alat optik, tanpa terlebih dahulu diajarkan pemantulan dan pembiasan cahaya. Masalah cahaya, pemantulan-pembiasan, dan alat-alat optik tersusun secara struktural.
4) Sekuens logis dan psikologis. Bahan ajar juga dapat disusun berdasarkan urutan logis. Menurut sekuens logis bahan ajar dimulai dari bagian kepada keseluruhan, dari yang sederhana kepada yang kompleks, tetapi menurut sekuens psikologis sebaliknya dari keseluruhan kepada bagian, dari yang kompleks kepada sederhana. Menurut sekuens logis bahan ajar disusuun dari yang nyata kepada yang abstrak, dari benda-benda kepada teori, dari fungsi kepada struktur, dari masalah bagaimana kepada masalah mengapa.
5) Sekuens spiralDikembangkan oleh Bruner (1960). Bahan ajaran dipusatkan pada topik atau pokok bahasan tertentu. Dari yopik atau pokok bahasan tersebut bahan diperluas dan diperdalam. Topik atau pokok bahan ajaran tersebut adalah sesuatu yang populer dan sederhana, tetapi kemudian diperluas dan diperdalam dengan bahan yang lebih kompleks dan sophisticated.
6) Rangkaian ke belakang (backward chaining). Dikembangkan oleh Thomas Gilbert (1962). Dalam sekuens ini mengajar dimulai dengan langkah terakhir dan mundur ke belakang. Contoh pemecahan masalah yang bersifat ilmiah meliputi: (a) pembatasan masalah, (b) penyusun hipotesis, (c) pengumpulan data, (d) pengetesan hipotesis, dan (e) intreprestasi hasil tes. Dalam mengajar mulai dengan langkah (e), kemudian guru menyajikan data tentang sesuatu masalah dari langkah (a) sampai (d), dan peserta didik diminta untuk membuat intreprestasi hasilnya (e). pada kesempatan lain guru menyajikan data tentang masalah lain dari langkah (a) sampai (c), dan peserta didik diminta untuk mengadakan pengetesan hipotesis (d), dan seterusnya.
7) Sekuens berdasarkan hierakhi belajarModel ini dikembangkan Gagne (1965) dengan prosedur tujuan khusus utama dianalisis, dan dicari suatu hierakhi urutan bahan ajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Hierakhi tersebut menggambarkan urutan perilaku apa yang mula-mula harus dikuasai peserta didik, berturut-turut sampai pokok-pokok bahasan tertentu hierakhi juga dapat mengikuti hierakhi tipe-tipe belajar dari Gagne. Gagne (1970) mengemukakan delapan tipe belajar yang tersusun secara hierakhis mulai dari yang paling sederhana: ”signial learning, stimulus respos learning, motor-chain leraning, verbal association, multiple discrimination, concept learning, principle learning, dan problem solving learning ”.
3. Kalender pendidikan. Penyusun kalender pendidikan selama satu tahun pelajaran mengacu pada efisiensi, efektifitas, dan hak-hak peserta didik. Dalam kalender pembelajaran, termasuk waktu libur, dan lain-lain. Dengan demikian, dalam menyusun program tahunan perlu memperhatikan kalender pendidikan. Hari belajar efektif dalam satu tahun pelajaran dilaksanakan dengan menggunakan sistem semester (satu tahun pelajaran terdiri atas dua kelompok penyelenggara pendidikan) yang terdiri atas 34-38 minggu.
Berdasarkan sumber-sumber tersebut, dapat ditetapkan dan dikembangkan jumlah kompetensi, pokok bahasan dan waktu yang tersedia untuk menyelesaikan pokok dan sub pokok bahasan, jumlah ulangan, baik ulangan umum maupun ulangan harian, dan jumlah waktu cadangan.

B. Promes (program semester)
Program semester merupakan pemerian/penjabaran dari program tahunan sehingga program tersebut tidak bisa disusun sebelum tersusun program tahunan.
Program semester berisikan garis-garis besar mengenai hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam semester tersebut. Pada umumnya program semester ini berisikan:
a. Identitas (satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/semester, tahun pelajaran)
b. Format isian (standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, jumlah jam pertemuan (JJP), dan bulan).


C. KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pelajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.


Beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender pendidikan adalah sebagai berikut :
Ø    Permulaan tahun pelajaran
Ø    Minggu efektif
Ø    Waktu pembelajaran efektif
Ø    Waktu libur
Ø    Libur tengah semester
Ø    Hari libur umum
Ø    Hari Libur khusus




Contoh KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan tahun 2012-2013


Jumlah Hari


Bulan
Hari Kalender
Hari Libur
Hari Efektif
HE Semester
Juli
21
3
18

Agustus
31
9
22

September
30
17
13

Oktober
32
5
26
124
November
30
5
25

Desember
31
11
20

Januari
31
12
19

Februari
28
6
22

Maret
31
5
26

April
30
5
25

Mei
31
6
25

Juni
30
6
24

Juli
17
15
2

Jumlah Hari
372
102
265
267


ASSESMEN KINERJA
Assesmen kinerja yaitu penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan ketrampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan produk.
 Assesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.assesmen ini digunakan untuk menggambarkan proses, kegiatan, atau unjuk kerja. Proses, kegiatan atau unjuk kerja dinilai melalui pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Dalam mengakses kinerja siswa, guru dapat mengatur apakah secara keseluruhan siswa dalam satu kelas, secara berkelompok atau secara individu.

Dalam mengembangkan assesmen kinerja ada tiga fase yang harus diperhatikan yaitu :
1. mendefinisikan kinerja
2. mendesain latihan-latihan kinerja
3. melakukan penskoran dan perekaman hasil.


ASSESMEN Portofolio
Assesmen portofolio dalah assesmen otentik yang menggambarkan kemajuan belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru. Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa dan guru yang dianggap karya terbaik dan berarti bagi siswa.
Portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu, mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki, membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar, dan mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.
Penerapan portofolio memberikan keuntungan yaitu kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, menekankan pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat serta memberikan pengaruh positif dalam belajar, membandingkan pekerjaan yang sekarang dengan yang lalu, memberikan motivasi yang lebih besar daripada membandingkan dengan pekerjaan orang lain, siswa dilatih untuk menentukan pilihan karya terbaik, memberikan kesempatan kepada siswa  bekerja sesuai dengan perbedaan individu, dan dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa itu sendiri, orangtua dan pihak lain yang terkait.